Hormon  adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk kedalam  peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan secara spesifik.  Umumnya letak jaringan penghasil hormon dan jaringan target letaknya berjauhan.  Istilah hormon ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1904 oleh William  Baylissdan Ernest Starling untuk menerangkan kerja sekretin, suatu molekul yang  dihasilkan duodenum yang merangsang keluarnya sel pankreas.
Dimasa  lalu jika kita manusia memerlukan, atau membuat sediaan hormon untuk kasus  tertentu (misal sediaan untuk pengobatan) maka sumber yang paling praktis  adalah dari ternak seperti sapi, babi, dan biri-biri.
Tetapi  beberapa hormon sifatnya sedemikian khas sehingga yang berasal dari binatang  itu tidak efektif pada manusia, misalnya hormon pertumbuhan FSH dan LH  (Luteinizing Hormon). Hormon dari hewan ini sering kali menimbulkan efek  imunologis.
Sekarang  sudah ada cara baru untuk membuat atau merancang hormon ini, dengan cara  rekayasa genetika. Melalui rekayasa genetika ini, DNA dari mikroba dapat  diarahkan untuk memproduksi rangkaian asam amino yang urutannya sesuai dengan  hormon manusia yang diinginkan. Dengan cara baru ini dapat dibuat hormon alami  dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat. Hormon hasil rekayasa genetis ini  juga tidak menimbulkan reaksi imunologis karena sama dengan hormon manusia  asli.
Hormon  terdiri atas berbagai macam senyawa yang dapat digolongkan dalam tiga kelompok  yaitu:
a.  Steroid, yaitu androgen, estrogen, dan andrenokortikoid
b.  Derivat asam amino, yaitu epinefrin dan tiroksin
c.  Peptida – protein, yaitu insulin, glukagon, parathormon, oksitosin, vasopresin,  hormon yang dikeluarkan oleh mukosa usus dan lain-lainnya.
Mekanisme  Kerja
Penelitian  tentang mekanisme kerja hormon dimulai pada tahun 1950, pada saat itu Earl  Sutherland meneliti bagaimana epinefrin dan glukagon bekerja pada reaksi  pemecahan glikogen dan pembentukan glukosa oleh hati. Hasil penelitiannya  menunjukan bahwa reaksi pemecahan glikogen menjadi glukosa dipercepat oleh  adanya hormon-hormon tersebut.
Pada  reaksi pemecahan ini epinefrin dan glukagon telah mengakibatkan terbentuknya  suatu zat baru yang tahan panas sebagai zat antara, zat tersebut adalah AMP  sklik atau adenosin 3, 5 monofosfat.
AMP  (Adenosil Monofosfat)
AMP  siklik ini terbentuk dari ATP oleh enzim adenil siklase. Kemudian AMP siklik  ini dapat dihidrolisis oleh enzim fosfodiesterase menjadi AMP.
AMP Siklik  menjadi AMP
Jadi  kesimpulan dari penelitian Sutherland terhadap mekanisme kerja hormon adalah  sebagai berikut:
Adanya  rangsangan dari luar maupun dari dalam menyebabkan kelenjar endokrinmemproduksi  dan mengeluarkan hormon ke dalam plasma darah.
Setelah  sampai pada sel yang menjadi tujuan, hormon bergabung dengan reseptor dan  meningkatkan aktivitas adenil siklase yang terdapat pada membran.
Aktivitas  adenil siklase yang meningkat ini menyebabkan peningkatan pembentukan AMP  siklik yang terdapat dalam plasma sel yang dapat mengubah proses di dalam sel  tersebut, misalnya aktivitas enzim, permeabilitas membran dan sebagainya.
Keseluruhan  proses yang berubah ini dapat terwujud dalam tindakan sebagai jawaban  fisiologik atau usaha yang dilakukan oleh manusia.
Hal-hal  yang penting diperhatikan dalam mekanisme kerja hormon ini ialah:
1.    Sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma.
2.    Penggabungan hormon dengan reseptornya dalam membran plasma  dapat merangsang siklase adenil yang juga terdapat dalam membran plasma.
3.    Peningkatan aktivitas siklase adenil menyebabkan meningkatnya  jumlah AMP siklik dalam sel.
4.    AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau  beberapa proses.
Mekanisme  Kerja Hormon Protein.
Reseptor  hormon protein bersifat spesifik dan terdapat pada membran plasma sel target.  Interaksi hormon dengan reseptornya mengakibatkan perangsangan atau  penghambatan enzim adenilsiklase yang terikat pada reseptor  tersebut.
Interaksi  hormon-reseptor ini mengubah mengubah kecepatan sintesis siklik AMP dari ATP.  Selanjutnya siklik AMP berfungsi sebagai mediator intrasel untuk hormon  tersebut dan seluruh sistem ini berfungsi sebagai suatu mekanisme spesifik  sehingga efek spesifik suatu hormon dapat terjadi.
Untuk  protein ini siklik AMP menyebabkan aktivasi enzim-enzim protein kinase yang  terlibat dalam proses fosforilasi pada sintesis protein dalam sel. Siklik AMP  ini mempengaruhi kecepatan proses ini.
Hormon-hormon yang bekerja dengan cara diatas ialah hormon  tropik adenohipofisis misalnya MSH (melanocyte stimulating hormone), glukagon,  hormon paratiroid, dan gonadropin. Beberapa hormon membutuhkan ion Ca sebagai  mediator intraselularnya (intracellular messenger, second messenger),  molekul lain yang juga dapat bekerja sebagai mediator intrasel adalah GMP,  diasilsgliserol, dan inositol trifosfat.
Mekanisme  Kerja Hormon Steroid
Hormon  steroid melewati membran sel masuk ke dalam sitoplasma setiap sel, baik sel  target hormon steroid maupun sel lainnya. Tetapi reseptor hormon steroid hanya  terdapat  di dalam sel target yaitu dalam sitoplasmanya.
Bila  hormon steroid berikatan dengan reseptor sitoplasma maka kompleks  hormon-reseptor tersebut dengan atau tanpa modifikasi akan di transportasi  ketempat kerjanya (sites of action) di dalam inti sel yaitu pada  kromatin. Selanjutnya terjadilah beberapa hal yang berhubungan dengan  peningkatan sintesis protein sesuai dengan fungsi masing-masing sel target.
Jenis-jenis  Hormon.
A.   Hormon Saluran Pencernaan.
Gastrin
Gastrin  diproduksi oleh mukosa pilorik dan terbentuknya hormon  ini  dirangasang oleh adanya protein dari makanan atau mungkin juga  oleh asam lambung. Rangsangan mekanik berupa gerakan lambung juga dapat  meningkatkan produksi gastrin. Hormon ini dibawa oleh darah ke sel-sel tujuan  dan mengakibatkan sel-sel tersebut mengeluarkan HD lebih banyak. Molekul  gastrin adalah suatu heptapeptida.
Sekretin
Sekretin  diproduki oleh mukosa usus, dan diangkut oleh darah ke pankreas. Hormon ini  merangsang pankreas untuk mengeluarkan cairan pankreas yang mengandung  banyak bikarbonat. Sekretin merupakan polipeptida yang kemungkinan  juga merangsang aliran cairan usus dan merupakan salah satu faktor yang  meningkatkan sekresi ampedu oleh hati.
Kolesistokinin
Kolesistokinin  diproduksi oleh mukosa usus halus. Kolesistokinin merangsang pankreas untuk  mengeluarkan cairan pankreas yang mengandung banyak enzim.
Pankreozimin
Pankreozimin  diproduksi oleh mukosa usus halus bagian atas. Pengeluaran hormon pankreozimin  dirangsang oleh adanya beberapa zat antara lain kasein, dekstrin, maltosa,  laktosa, dan lain-lain. Pankreozimin merangsang keluarnya cairan pankreas yang  mengandung banyak bikarbonat maupun enzim tinggi.
Pankreozimin  bersifat tahan terhadap panas, tidak dapat dirusak oleh asam, namun tidak  stabil terhadap alkali.
B.     Hormon  Adenohipofisis
Sekresi  hormon hipofisis selian dikontrol oleh hipotalamus, dipengaruhi banyak faktor  antara lain oleh obat hormon alamiah, atau antagonis hormon. Hormon hipofisis  mengatur sintesis dan sekresi hormon serta zat-zat kimia di sel target,  sebaliknya hormon yang disekresi tersebut juga mengatur sekresi hipofisis.
Pada  vertebrata dikenal 10 hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis, 6 diantranya  sudah diketahui kegunaannya pada manusia, sisanya belum diketahui peranannya.
Pada  saat ini susunan asam amino semua hormon hipofisis telah diketahui dan beberapa  telah dapat disintesis sebagian maupun keseluruhan. Sehingga memudahkan  pembuatan hormon secara masal dalam waktu cepat dengan metode rekayasa genetik.
Proses  ini penting sebab pada umumnya hormon hipofisis sangat spesifik untuk tipa  spesies, sehingga sumber untuk penggunaan klinis yang memenuhi syarat hanya  mungkin didapat dari ekstrak hipofisis manusia.
1. Hormon  Pertumbuhan
Hormon  pertumbuhan merupakan polipeptida dengan berat molekul 22.000. atau sekitar 10  % dari berat kelenjar hipofisis kering. Fungsi hormon pertumbuhan jelas untuk  pertumbuhan, defisiensi hormon ini pada anak-anak menyebabkan kekerdilan  (dwarfisme) sedangkan kelebihan hormon ini menyebabkan gigantisme pada anak  atau akromegali pada orang dewasa.
Hormon  pertumbuhan terutama mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan lemak, dengan  mekanisme kerja yang belum jelas. Hormon pertumbuhan memperlihatkan efek  antiinsulin yaitu meninggikan kadar gula darah, tetapi disamping itu juga  berefek seperti insulin yaitu menghambat penglepasan asam lemak dan merangsang  penyerapan asam amino oleh sel.
Pada  keadaan lapar hormon pertumbuhan menyebabkan mobilisasi lemak dari depot lemak  untuk masuk ke peredaran darah. Hormon ini agaknya mengalihkan sumber energi  dari karbohydrat ke lemak.
Sekresi  hormon pertumbuhan secara fisologis diatur oleh hipotalamus. Hipotalamus  menghasilkan faktor penglepas hormon pertumbuhan (GHRF = growth  hormone releasing factor) yang merangsang sekresi hormon pertumbuhan .  selain itu dalam hipotalamus juga menghasilkan somatostatin (GH-RIH  = growth hormone releasing inhibitory hormone) yang menghambat  sekresi beberapa hormon salah satunya hormon pertumbuhan.
Pada  waktu istirahat sebelum makan pagi kadar hormon pertumbuhan sekitar 1-2 ng/ml,  sedangkan pada keadaan puasa meningkat perlahan mencapai 8 ng/ml. Kadar ini  meningkat segera setelah seseorang tertidur. Pada orang dewasa hormon  pertumbuhan meningkat hanya ketika tidur, namun pada anak dan remaja hormon  pertumbuhan juga meningkat pada waktu bangun tidur. Kerja fisik, stress dan  rangsangan emosi merupakan stimulus fisiologi untuk meningkatkan sekresi hormon  ini.
Sediaan  :
-  DOPAMIN = merangsang sekresi hormon pertumbuhan pada orang normal, tetapi pada kasus  akromegali justru menghambat sekresi hormon pertumbuhan tersebut.
-  BROMOKRIPTIN = dipakai untuk menekan sekresi hormon pertumbuhan pada penderita  tumor hipofisis, mengendalikan kadar prolaktin.
-  SOMATREM (1 mg setara dengan 2,6 IU hormon pertumbuhan) = hormon pertumbuhan  hasil rekayasa genetik, mengadung gugus metionin tambahan pada terminal-N.  Pemberian secara IM dan SC.
-  SOMATROPIN (1 mg setara dengan 2,6 IU hormon pertumbuhan) = hormon hasil  rekayasa genetik yang secara kimia identik dengan hormon pertumbuhan manusia.
2. Prolaktin
Pada  manusia satu-satunya fungsi prolaktin yang jelas adalah untuk masa laktasi.  Prolaktin mempengaruhi fungsi kelenjar susu dalam mempersiapkan, memulai, dan  mempertahankan laktasi. Sekresi Prolaktin adalah hisapan bayi saat menyusui (suckling)  sekresi prolaktin menghambat gonadotropin yang selanjutnya mempengaruhi fungsi  ovarium. Itu semua menjelaskan infertilitas sementara pada ibu menyusui.
Pengaturan  sekresi prolaktin diatur oleh hipotalamus. Kadar prolaktin dalam darah 5-10 ng  / ml, pada pria sedikit lebih rendah. Kadar meningkat pada masa hamil, pada  saat stress, dan hipoglikemia.
3. Gonadotropin
Hipofisis  menghasilkan 2 jenis gonadotropin yang mengatur alat reproduksi, yaitu FSH dan LH.  Keduanya diatur oleh hipotalamus melalui satu hormon pelepas  LHRH  ( LH releasing hormone) atau nama lainya GnRH (Gonadotropin  releasing hormone).
Pada  wanita FSH menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel Graaf.  Setelah folikel berkembang maka LH akan merangsang folikel untuk mensekresi  estrogen dan progesteron.
Pada  pria FSH berfungsi menjamin terjadinya spermatogenesis, kemudian LH merangsang  sel leydig untuk mensekresi testosteron. 
C.  Hormon Tiroid dan Antitiroid
1.  Hormon Tiroid
Pada  orang dewasa, berat kelenjar tiroid kira-kira 25-30g. Kelenjar ini  menghasilkan hormon tiroid, terutama tiroksin (T4) dan  triyodotironin (T3), keduanya adalah asam amino yang mengandung  yodium dalam struktur molekulnya. Di dalam kelenjar tiroid, T4 dan  T3 terdapat dalam bentuk ikatan dengan tiroglobulin, yaitu  suatu protein dengan berat molekul 670.000,
Hampir  semua gangguan fungsi tiroid terjadi karena gangguan sintesis  hormon tiroid. Dengan demikian perlu diketahui biosintesis hormon tersebut.  Secara garis besar biosintesis tiroid terdiri dari 4 tahap yaitu : (1)  ambilan (uptake) ion yodidaoleh tiroid; (2) oksidasi yodida  dan yodinasi gugus tirosil; (3) perubahan radikal yodotirosil menjadi radikal  yodotironil dalam triglobulin; dan (4) penglepasan T3 dan T4 kedalam  darah (lihat gambar).
Ambilan Yodida
Yodium  yang berasal dari makanan mencapai darah dalam bentuk  yodida.Mekanisme transport aktif yodida ke tiroid dihambat oleh sejumlah  ion misalnya tiosianat dan perklorat. Transport  aktif yodida sertai transport kalium, karena itu mekanisme transport  dihambat oleh glikosida jantung yang menghambat kumulasi kalium dalam sel.  Sistem transport pemekatan yodida ini dipacu oleh tirotropin (TSH).
Oksidasi  dan Yodinasi
Yodida  yang diserap tiroid segera dioksidasi menjadi yodium. Yodium yang  terbentuk itu cepat sekali bereaksi dengan gugus tirosil pada tiroglobulin,  mula-mula terbentuk monoyodotirosin (MIT), kemudian diyodotirosin  (DIT). Reaksi oksidasi yodida menjadi yodium adalah reaksi enzimatik, yang  menggunakan  enzim peroksidase. Reaksi tersebut  dirangsang oleh TSH dan dihambat oleh tiourea,  aminobenzen, dan imidazol.
Pembentukan Tiroksin dan  Triyodotironin
Yodium  yang terdapat dalam tiroid 20-30% berbentuk  MIT, 30-45%  berbentuk DIT, kira- kira 25% berbentuk T4, dan hanya  sedikit berbentuk T3. Perbandingan jumlah T3 dan  T4 tergantung pada berbagai faktor, antara lain  perbandingan jumlah MIT dan DIT yang tersedia; dan ini tergantung dari jumlah  yodium yang tersedia dalam tiroid.
Sekresi  dan korversi hormon tiroid
Tiroksi  dan triyodotironin disintesis dan disimpan sebagai bagian dari molekul  tiroglobulin, karena itu untuk sekresinyadiperlukan proses proteolisis.  Molekul triglobulin dibentuk oleh 300 residu karbohidrat dan 5.500 residu asam  amino dan hanya 2-5 diantaranya adalah T4: dengan demikian  untuk melepaskanhormon tiroid, molekul tiroglobulin harus dipecahmenjadi  gugus-gugus asam amino. Mekanisme ini dipacu oleh tirotropin.
Jenis  protein yang berikatan dengan hormon tiroid dalam plasma adalah  :       α-globulin, pre-albumin dan  albumin. Kira-kira 85% tiroksin dalam plasma terikat globulin sebagai  TBG (thyroxine -bindinc globulin), sisanya  terikat pre-albumin sebagai TBPA(thyroxine-binding prealbumin) dan  hanya kira-kira 1 % dalam bentuk bebas.
Kadar  TBG dalam plasma dapat dipengaruhi oleh berbagai keadaan, umpamanya pada  kadar estrogen plasma meninggi (pada kehamilan,  terapi estrogen, penggunaan kontrasepsi oral), kadar TBG  meninggi pula. Jadi dalam keadaan tersebut jumlah tiroksin yang terikat sebagai  TBG bertambah. Pengikatan ini dapat dihambat secara kompetitif oleh aspirin,  dilantin, atau steroid anabolic lain.
Fungsi  dan mekanisme kerja tiroid
Mekanisme  kerja tiroksin belum seluruhnya  diketahui. Yang telah diketahui  ialah hormone tiroid secara langsung masukkedalam nudeus  tanpa berikatan dengan reseptor dalam sitoplasma.  Tiroksin  berperan penting pada pembentukankalori,Pada metabolisme karbohidrat, protein  dan kolesterol serta pada proses pertumbuhan.
Pembentukan  kalori -  Tiroksinmeninggikan konsumsi oksigen hampir  pada semua jaringan yang aktif dalam proses metabolisme kecuali pada otak,  hipofisis anterior, dan limpa. Dengan meningkatnya taraf  metabolisme oleh tiroksin, maka kebutuhan badan akan semua zat makanan  (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral) juga bertambah.  Apabila kebutuhan ini  tidak mencukupi, maka protein dan lemak  endogen serta persediaan zat makanan lain dalam badan akan  dimobilisasi. Kadang-kadang proses tersebut begitu hebat sehingga timbul  gejala defisiensi vitamin dan osteoporosis. Tiroksin berperan penting  dalam termogenesis (pengaturan suhu badan) yaitu pada suhu dingin sekresi  tiroksin bertambah, maka pembentukan kalori juga bertambah. Karena tiroksin  penting untuk perubahan karoten menjadi vitamin A di dalam  hati   maka pada hipotiroidisme sering didapati karotenemia  dengan gejala kulit penderita nampak kekuning-kuningan selain itu,  pada penderita tersebut jugasering terdapat anemia karena metabolisme  sumsum tulang berkurangdangangguan absorpsi beberapa jenis  vitamindalam usus, antara lain vitamin B12
Metabolisme  Protein - Tiroksin pada kadar yang sedang,  memperlihatkan efek anabolik berupa sintesis RNA dan protein yang bertambah.  Pada hewan percobaan terbukti bahwa tiroksin merangsang semua  enzim yang berhubungan dengan proses oksidasi dalam  jaringan. sebaliknya, pada kadar yang tinggi tiroksin justru  menghambat sintesis protein sehingga terjadi imbangan nitrogen negatif.
Metabolisme  lemak dan kolesterol –Tiroksin merangsang  proses lipolisis dan penglepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak.  Tiroksin merangsang sintesis kolesterol, tetapi juga merangsang hati untuk  metabolisme kolesterol. penurunan kadar kolesterol  disebabkan karena proses metabolisme melebihi proses sintesisnya.
Sistem  Syaraf - Pada pasien hipotiroidismedewasa  kecepatan berfikir lambat sekali dan  kadar protein meninggi dalam cairan serebrospinal, hal  ini dapat diperbaiki dengan pemberian hormon tiroid. Pada  hipertiroidisme justru terjadi keadaan yangsebaliknya, penderita selalu  gelisah, mudah tersinggung dan proses berfikirnya cepat sekali.
Gangguan  Fungsi
1. Hipotiroidisme.
Gejala  klinik yang tampak pada kretinisme berupa gangguan pertumbuhan badan  (kretinisme) yaitu cebol, perkembanganmental terganggu, perut buncit karena  tonus otot abdominal kurang, dan lidah membesar. Biasanya gejala timbul sangat  perlahan-lahan dan sukar sekali dikenal sebelum seluruh gejala timbul.  Sering gejalanya belum dikenal sampai anak berumur 2-3 tahun, sedangkan  terapi harus dimulai sedini mungkin, segera setelah lahir. Oleh  sebab itu biasanya gejala gangguan mental tidak bisa dihilangkan pada  penderita tersebut. Kretinisme dapat disebabkan oleh tidak  terbentuknyakelenjar tiroid dan bisa disebabkan oleh defisiensi yodium  pada kehamilan.
2. Hipertiroidisme
Dibedakan  2 jenis hipertiroidisme, yaitu penyakit grave (penyakit  Basedow) dan penyakit Plummer. Pada penyakit Gravetiroid  membesar secara difus dan sering disertai gejala pada mata, sedangkan  pada penyakit Plummergejala pada mata  tidak ada dan biasanya  disebabkan oleh hipersekresi hormon tiroid oleh satu nodulus tiroid saja.
Semua  gejala hipertiroidisme terjadi karena pembentukan panas yang terlalu banyak,  dan aktivitas syaraf simpatis yang bertambah. Seperti kulit kemerahan,  panas, basah, otot lemah, tremor, nadi cepat dan denyut jantung lebih keras.  Semuanya ini mengakibatkan nafsu makan bertambah, dan bila kebutuhan  tersebut tidak dicukupi maka berat badan akan menurun.  Penderita biasanya sukar tidur, sering merasa cemas dan gelisah, tidak  tahan hawa panas dan perutnya sering mulas. Beberapa penderita mungunjukkan  gejala payah jantung, osteoporosis, miopati dan sebagainya.
Sediaan:
Bubuk tiroid (Tiroid  USP) mengandung tiroksin dan triyodotironin.
Tablet  ekstrak tiroidtersedia sebagai tablet salut enteral  atau tablet biasa 6,5 mg, 16 mg, 32 55 mg, 195 mg dan 325 mg.
Tiroglobulin  (Proloid) tersedia dalam tablet  16mg, 32 mg, 65 mg, 100  mg. 195 mg dan 325 mg.
Tiroksin dipasarkan sebagai tablet 0,2 mg, mg, 0,8 mg, dan 2  mg.
Natrium  levotiroksin terdapat dalam bentuk tablet dan sediaan  suntikan (IV).
Natrium  liotironin (1-triyodotironin) terdapatdalam bentuk tablet
2.  Antitiroid
Ada 4  golongan penghambat sintesis hormon tiroid : (1) antitiroid, yang  mengganggu sintesis hormon secara langsung (2) penghambat ion  yang menghalangi mekanisme transport yodida; (3) yodida yang  pada konsentrasi tinggi memiliki efek supresi terhadap kelenjar tiroid dan  (4) yodium radioaktif yang merusak kelenjar dengan radiasi ion.
(a.)  Mekanisme kerja Antitiroid yang mengganggu sintesis hormone secara langsung.
Antitiroid  menghambat sintesis hormon tiroid dengan jalan menghambat proses  pengikatan ion antitiroid juga menghambat proses penggabungan dari gugus  yodotirosil untuk membentuk yodotironin. Cara kerjanya dapat  dijelaskan dengan adanya hambatan terhadap enzim peroksidase sehingga  oksidasi ion yodida dan gugus yodotirosil terganggu.
Efek samping
Reaksi  yang paling sering timbul adalah demam obat, yang terutama terjadi  dalam pengobatan. Gejala lain yang jarang sekali timbul adalah  nyeri dan kaku sendi, terutama pada lengan dan pergelangan: nyeri itu dapat  pindah ke sendi lain.
Indikasi
Antitiroid  digunakan untuk pengobatan hipertiroidisme, baik untuk mengatasi gejala klinik  sambil menunggu remisi spontan, maupun sebagai persiapan operasi. Selain  itu, obat ini juga dapat dipakai dalam kombinasi dengan yodium  radioaktif,dengan tujuan mempercepat timbulnya perbaikan klinis sementara  menunggu efek terapi yodium radioaktif. Efek terapi  biasanya baru tampak setelah masa laten yang agak panjang, dari beberapa  hari sampai 1-2 minggu.
Sediaan:
Propiltiourasiltersedia dalam bentuk tablet 50mg Biasanya diberikan dengan  dosis 100 mg
Vetimazol (1-metil-2-merkaptoimidazol) tersedia dalam  bentuk tablet 5 mg dan 10 mg
Karbimazolsuatuderivat metimazol, terdapat dalam bentuk tablet 5 mg  dan 10 mg
vetiltiourasilterdapat sebagai tablet 25 mg.
(b.)  Mekanisme kerja dengan menghambat ion yodida.
Yang  dimaksudkan dengan penghambat ion adalah obat yang dapat  menghambat transport aktif ion yodida ke dalam kelenjar tiroid.  contoh obat golongan ini antara lain ialah tiosianat (SCN), perklorat (D04-),  nitrat (NO3,), fluoroborat (BF4), fluosulfonat (SO3F),  difluofosfat (PO2F2).
Mekanisme  kerja obat ini mungkin didasarkan atas penghambatan kompetitif terhadap  mekanisme dalam memekatkan ion yodium.
(c.)  Penggunaan Yodida.
Yodida  terutama digunakan untuk persiapar, operasi tiroid pada  hipertiroidisme. Biasanya yodida tidak diberikan tersendiri, tetapi  diberikan setelah gejala hipertiroidisme diatasi dengan antitiroid, yaitu  biasanya diberikan selama 10 hari sebelum oprasi dilakukan.
Sediaannya Natrium  yodida dan Kalium yodida tersedia dalam bentuk  kapsul, tablet, atau larutan jenuh dalam air.
(d.)  Yodida radioaktif
Pada  proses radiasi oleh suatu unsur radioaktif dipancarkan sinar-sinar α (inti  helium), sinar β (elektron) dan sinar γ(gelombang elektromagnetik  yang sejenis dengan sinar X). Sinar α dan β daya tembusnya  kecil, ionisasi terjadi pada daerah yang terbatas dan ion yang terbentuk  di daerah itu banyak sekali, sehingga efeknya dapat dibatasi pada satu  organ saja, dan sinar γ bersifat sebaliknya. Mekanisme kerjanya  adalah Sinar yang dipancarkan mempengaruhi jaringan parenkim sekeliling  folikel.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar