Kamis, 02 Juli 2015

Sekilas tentang hormon di tubuh



Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk kedalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan secara spesifik. Umumnya letak jaringan penghasil hormon dan jaringan target letaknya berjauhan. Istilah hormon ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1904 oleh William Baylissdan Ernest Starling untuk menerangkan kerja sekretin, suatu molekul yang dihasilkan duodenum yang merangsang keluarnya sel pankreas.
Dimasa lalu jika kita manusia memerlukan, atau membuat sediaan hormon untuk kasus tertentu (misal sediaan untuk pengobatan) maka sumber yang paling praktis adalah dari ternak seperti sapi, babi, dan biri-biri.
Tetapi beberapa hormon sifatnya sedemikian khas sehingga yang berasal dari binatang itu tidak efektif pada manusia, misalnya hormon pertumbuhan FSH dan LH (Luteinizing Hormon). Hormon dari hewan ini sering kali menimbulkan efek imunologis.
Sekarang sudah ada cara baru untuk membuat atau merancang hormon ini, dengan cara rekayasa genetika. Melalui rekayasa genetika ini, DNA dari mikroba dapat diarahkan untuk memproduksi rangkaian asam amino yang urutannya sesuai dengan hormon manusia yang diinginkan. Dengan cara baru ini dapat dibuat hormon alami dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat. Hormon hasil rekayasa genetis ini juga tidak menimbulkan reaksi imunologis karena sama dengan hormon manusia asli.
Hormon terdiri atas berbagai macam senyawa yang dapat digolongkan dalam tiga kelompok yaitu:
a. Steroid, yaitu androgen, estrogen, dan andrenokortikoid
b. Derivat asam amino, yaitu epinefrin dan tiroksin
c. Peptida – protein, yaitu insulin, glukagon, parathormon, oksitosin, vasopresin, hormon yang dikeluarkan oleh mukosa usus dan lain-lainnya.
Mekanisme Kerja
Penelitian tentang mekanisme kerja hormon dimulai pada tahun 1950, pada saat itu Earl Sutherland meneliti bagaimana epinefrin dan glukagon bekerja pada reaksi pemecahan glikogen dan pembentukan glukosa oleh hati. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa reaksi pemecahan glikogen menjadi glukosa dipercepat oleh adanya hormon-hormon tersebut.
Pada reaksi pemecahan ini epinefrin dan glukagon telah mengakibatkan terbentuknya suatu zat baru yang tahan panas sebagai zat antara, zat tersebut adalah AMP sklik atau adenosin 3, 5 monofosfat.
AMP (Adenosil Monofosfat)
AMP siklik ini terbentuk dari ATP oleh enzim adenil siklase. Kemudian AMP siklik ini dapat dihidrolisis oleh enzim fosfodiesterase menjadi AMP.
AMP Siklik menjadi AMP
Jadi kesimpulan dari penelitian Sutherland terhadap mekanisme kerja hormon adalah sebagai berikut:
Adanya rangsangan dari luar maupun dari dalam menyebabkan kelenjar endokrinmemproduksi dan mengeluarkan hormon ke dalam plasma darah.
Setelah sampai pada sel yang menjadi tujuan, hormon bergabung dengan reseptor dan meningkatkan aktivitas adenil siklase yang terdapat pada membran.
Aktivitas adenil siklase yang meningkat ini menyebabkan peningkatan pembentukan AMP siklik yang terdapat dalam plasma sel yang dapat mengubah proses di dalam sel tersebut, misalnya aktivitas enzim, permeabilitas membran dan sebagainya.
Keseluruhan proses yang berubah ini dapat terwujud dalam tindakan sebagai jawaban fisiologik atau usaha yang dilakukan oleh manusia.
Hal-hal yang penting diperhatikan dalam mekanisme kerja hormon ini ialah:
1.    Sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma.
2.    Penggabungan hormon dengan reseptornya dalam membran plasma dapat merangsang siklase adenil yang juga terdapat dalam membran plasma.
3.    Peningkatan aktivitas siklase adenil menyebabkan meningkatnya jumlah AMP siklik dalam sel.
4.    AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau beberapa proses.
Mekanisme Kerja Hormon Protein.
Reseptor hormon protein bersifat spesifik dan terdapat pada membran plasma sel target. Interaksi hormon dengan reseptornya mengakibatkan perangsangan atau penghambatan enzim adenilsiklase yang terikat pada reseptor tersebut.
Interaksi hormon-reseptor ini mengubah mengubah kecepatan sintesis siklik AMP dari ATP. Selanjutnya siklik AMP berfungsi sebagai mediator intrasel untuk hormon tersebut dan seluruh sistem ini berfungsi sebagai suatu mekanisme spesifik sehingga efek spesifik suatu hormon dapat terjadi.
Untuk protein ini siklik AMP menyebabkan aktivasi enzim-enzim protein kinase yang terlibat dalam proses fosforilasi pada sintesis protein dalam sel. Siklik AMP ini mempengaruhi kecepatan proses ini.
Hormon-hormon yang bekerja dengan cara diatas ialah hormon tropik adenohipofisis misalnya MSH (melanocyte stimulating hormone), glukagon, hormon paratiroid, dan gonadropin. Beberapa hormon membutuhkan ion Ca sebagai mediator intraselularnya (intracellular messenger, second messenger), molekul lain yang juga dapat bekerja sebagai mediator intrasel adalah GMP, diasilsgliserol, dan inositol trifosfat.
Mekanisme Kerja Hormon Steroid
Hormon steroid melewati membran sel masuk ke dalam sitoplasma setiap sel, baik sel target hormon steroid maupun sel lainnya. Tetapi reseptor hormon steroid hanya terdapat  di dalam sel target yaitu dalam sitoplasmanya.
Bila hormon steroid berikatan dengan reseptor sitoplasma maka kompleks hormon-reseptor tersebut dengan atau tanpa modifikasi akan di transportasi ketempat kerjanya (sites of action) di dalam inti sel yaitu pada kromatin. Selanjutnya terjadilah beberapa hal yang berhubungan dengan peningkatan sintesis protein sesuai dengan fungsi masing-masing sel target.
Jenis-jenis Hormon.
A.  Hormon Saluran Pencernaan.
Gastrin
Gastrin diproduksi oleh mukosa pilorik dan terbentuknya hormon ini  dirangasang oleh adanya protein dari makanan atau mungkin juga oleh asam lambung. Rangsangan mekanik berupa gerakan lambung juga dapat meningkatkan produksi gastrin. Hormon ini dibawa oleh darah ke sel-sel tujuan dan mengakibatkan sel-sel tersebut mengeluarkan HD lebih banyak. Molekul gastrin adalah suatu heptapeptida.
Sekretin
Sekretin diproduki oleh mukosa usus, dan diangkut oleh darah ke pankreas. Hormon ini merangsang pankreas untuk mengeluarkan cairan pankreas yang mengandung banyak bikarbonat. Sekretin merupakan polipeptida yang kemungkinan juga merangsang aliran cairan usus dan merupakan salah satu faktor yang meningkatkan sekresi ampedu oleh hati.
Kolesistokinin
Kolesistokinin diproduksi oleh mukosa usus halus. Kolesistokinin merangsang pankreas untuk mengeluarkan cairan pankreas yang mengandung banyak enzim.
Pankreozimin
Pankreozimin diproduksi oleh mukosa usus halus bagian atas. Pengeluaran hormon pankreozimin dirangsang oleh adanya beberapa zat antara lain kasein, dekstrin, maltosa, laktosa, dan lain-lain. Pankreozimin merangsang keluarnya cairan pankreas yang mengandung banyak bikarbonat maupun enzim tinggi.
Pankreozimin bersifat tahan terhadap panas, tidak dapat dirusak oleh asam, namun tidak stabil terhadap alkali.
B.     Hormon Adenohipofisis
Sekresi hormon hipofisis selian dikontrol oleh hipotalamus, dipengaruhi banyak faktor antara lain oleh obat hormon alamiah, atau antagonis hormon. Hormon hipofisis mengatur sintesis dan sekresi hormon serta zat-zat kimia di sel target, sebaliknya hormon yang disekresi tersebut juga mengatur sekresi hipofisis.
Pada vertebrata dikenal 10 hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis, 6 diantranya sudah diketahui kegunaannya pada manusia, sisanya belum diketahui peranannya.
Pada saat ini susunan asam amino semua hormon hipofisis telah diketahui dan beberapa telah dapat disintesis sebagian maupun keseluruhan. Sehingga memudahkan pembuatan hormon secara masal dalam waktu cepat dengan metode rekayasa genetik.
Proses ini penting sebab pada umumnya hormon hipofisis sangat spesifik untuk tipa spesies, sehingga sumber untuk penggunaan klinis yang memenuhi syarat hanya mungkin didapat dari ekstrak hipofisis manusia.
1. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan merupakan polipeptida dengan berat molekul 22.000. atau sekitar 10 % dari berat kelenjar hipofisis kering. Fungsi hormon pertumbuhan jelas untuk pertumbuhan, defisiensi hormon ini pada anak-anak menyebabkan kekerdilan (dwarfisme) sedangkan kelebihan hormon ini menyebabkan gigantisme pada anak atau akromegali pada orang dewasa.
Hormon pertumbuhan terutama mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan lemak, dengan mekanisme kerja yang belum jelas. Hormon pertumbuhan memperlihatkan efek antiinsulin yaitu meninggikan kadar gula darah, tetapi disamping itu juga berefek seperti insulin yaitu menghambat penglepasan asam lemak dan merangsang penyerapan asam amino oleh sel.
Pada keadaan lapar hormon pertumbuhan menyebabkan mobilisasi lemak dari depot lemak untuk masuk ke peredaran darah. Hormon ini agaknya mengalihkan sumber energi dari karbohydrat ke lemak.
Sekresi hormon pertumbuhan secara fisologis diatur oleh hipotalamus. Hipotalamus menghasilkan faktor penglepas hormon pertumbuhan (GHRF = growth hormone releasing factor) yang merangsang sekresi hormon pertumbuhan . selain itu dalam hipotalamus juga menghasilkan somatostatin (GH-RIH = growth hormone releasing inhibitory hormone) yang menghambat sekresi beberapa hormon salah satunya hormon pertumbuhan.
Pada waktu istirahat sebelum makan pagi kadar hormon pertumbuhan sekitar 1-2 ng/ml, sedangkan pada keadaan puasa meningkat perlahan mencapai 8 ng/ml. Kadar ini meningkat segera setelah seseorang tertidur. Pada orang dewasa hormon pertumbuhan meningkat hanya ketika tidur, namun pada anak dan remaja hormon pertumbuhan juga meningkat pada waktu bangun tidur. Kerja fisik, stress dan rangsangan emosi merupakan stimulus fisiologi untuk meningkatkan sekresi hormon ini.
Sediaan :
- DOPAMIN = merangsang sekresi hormon pertumbuhan pada orang normal, tetapi pada kasus akromegali justru menghambat sekresi hormon pertumbuhan tersebut.
- BROMOKRIPTIN = dipakai untuk menekan sekresi hormon pertumbuhan pada penderita tumor hipofisis, mengendalikan kadar prolaktin.
- SOMATREM (1 mg setara dengan 2,6 IU hormon pertumbuhan) = hormon pertumbuhan hasil rekayasa genetik, mengadung gugus metionin tambahan pada terminal-N. Pemberian secara IM dan SC.
- SOMATROPIN (1 mg setara dengan 2,6 IU hormon pertumbuhan) = hormon hasil rekayasa genetik yang secara kimia identik dengan hormon pertumbuhan manusia.
2. Prolaktin
Pada manusia satu-satunya fungsi prolaktin yang jelas adalah untuk masa laktasi. Prolaktin mempengaruhi fungsi kelenjar susu dalam mempersiapkan, memulai, dan mempertahankan laktasi. Sekresi Prolaktin adalah hisapan bayi saat menyusui (suckling) sekresi prolaktin menghambat gonadotropin yang selanjutnya mempengaruhi fungsi ovarium. Itu semua menjelaskan infertilitas sementara pada ibu menyusui.
Pengaturan sekresi prolaktin diatur oleh hipotalamus. Kadar prolaktin dalam darah 5-10 ng / ml, pada pria sedikit lebih rendah. Kadar meningkat pada masa hamil, pada saat stress, dan hipoglikemia.
3. Gonadotropin
Hipofisis menghasilkan 2 jenis gonadotropin yang mengatur alat reproduksi, yaitu FSH dan LH. Keduanya diatur oleh hipotalamus melalui satu hormon pelepas LHRH  ( LH releasing hormone) atau nama lainya GnRH (Gonadotropin releasing hormone).
Pada wanita FSH menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel Graaf. Setelah folikel berkembang maka LH akan merangsang folikel untuk mensekresi estrogen dan progesteron.
Pada pria FSH berfungsi menjamin terjadinya spermatogenesis, kemudian LH merangsang sel leydig untuk mensekresi testosteron. 
C. Hormon Tiroid dan Antitiroid
1. Hormon Tiroid
Pada orang dewasa, berat kelenjar tiroid kira-­kira 25-30g. Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroid, terutama tiroksin (T4) dan triyodotironin (T3), keduanya adalah asam amino yang mengan­dung yodium dalam struktur molekulnya. Di dalam kelenjar tiroid, T4 dan T3 terdapat dalam bentuk ikatan dengan tiroglobulin, yaitu suatu protein de­ngan berat molekul 670.000,
Hampir semua gangguan fungsi tiroid terjadi karena gangguan sintesis hormon tiroid. Dengan demikian perlu diketahui biosintesis hormon ter­sebut. Secara garis besar biosintesis tiroid terdiri dari 4 tahap yaitu : (1) ambilan (uptake) ion yodidaoleh tiroid; (2) oksidasi yodida dan yodinasi gugus tirosil; (3) perubahan radikal yodotirosil menjadi radikal yodotironil dalam triglobulin; dan (4) penglepasan T3 dan T4 kedalam darah (lihat gambar).
Ambilan Yodida
Yodium yang berasal dari makanan mencapai darah dalam bentuk yodida.Mekanisme transport aktif yodida ke tiroid dihambat oleh sejumlah ion misalnya tiosianat dan perklorat. Transport aktif yodida sertai transport kalium, karena itu mekanisme transport dihambat oleh glikosida jantung yang menghambat kumulasi kalium dalam sel. Sistem transport pemekatan yodida ini dipacu oleh tirotropin (TSH).
Oksidasi dan Yodinasi
Yodida yang diserap tiroid segera dioksidasi menjadi yodium. Yodium yang terbentuk itu cepat sekali bereaksi dengan gugus tirosil pada tiroglobulin, mula-mula terbentuk monoyodotirosin (MIT), kemudian diyodotirosin (DIT). Reaksi oksidasi yodida menjadi yodium adalah reaksi enzimatik, yang menggunakan  enzim peroksidase. Reaksi tersebut dirangsang oleh TSH dan dihambat oleh tiourea, aminobenzen, dan imidazol.
Pembentukan Tiroksin dan Triyodotironin
Yodium yang terdapat dalam tiroid 20-30% berbentuk  MIT, 30-45% berbentuk DIT, kira- kira 25% berbentuk T4, dan hanya sedikit berbentuk T3. Perbandingan jumlah T3 dan T4 tergantung pada berbagai faktor, antara lain perbandingan jumlah MIT dan DIT yang tersedia; dan ini tergantung dari jumlah yodium yang tersedia dalam tiroid.
Sekresi dan korversi hormon tiroid
Tiroksi dan triyodotironin disintesis dan disimpan sebagai bagian dari molekul tiroglobulin, karena itu untuk sekresinyadiperlukan proses proteolisis. Molekul triglobulin dibentuk oleh 300 residu karbohidrat dan 5.500 residu asam amino dan hanya 2-5 diantaranya adalah T4: dengan demikian untuk melepaskanhormon tiroid, molekul tiroglobulin harus dipecahmenjadi gugus-gugus asam amino. Mekanisme ini dipacu oleh tirotropin.
Jenis protein yang berikatan dengan hormon tiroid dalam plasma adalah :       α-globulin, pre-albumin dan albumin. Kira-kira 85% tiroksin dalam plasma terikat globulin sebagai TBG (thyroxine -bindinc globulin), sisanya terikat pre-albumin sebagai TBPA(thyroxine-binding prealbumin) dan hanya kira-kira 1 % dalam bentuk bebas.
Kadar TBG dalam plasma dapat dipengaruhi oleh berbagai keadaan, umpamanya pada kadar estrogen plasma meninggi (pada kehamilan, terapi estrogen, penggunaan kontrasepsi oral), kadar TBG meninggi pula. Jadi dalam keadaan tersebut jumlah tiroksin yang terikat sebagai TBG bertam­bah. Pengikatan ini dapat dihambat secara kompetitif oleh aspirin, dilantin, atau steroid anabolic lain.
Fungsi dan mekanisme kerja tiroid
Mekanisme kerja tiroksin belum seluruhnya  diketahui. Yang telah diketahui ialah hormone tiroid secara langsung masukkedalam nudeus tanpa berikatan dengan reseptor dalam sitoplasma.  Tiroksin berperan penting pada pembentukankalori,Pada metabolisme karbohidrat, protein dan kolesterol serta pada proses pertumbuhan.
Pembentukan kalori -  Tiroksinmeninggikan konsumsi oksigen hampir pada semua jaringan yang aktif dalam proses metabolisme kecuali pada otak, hipofisis anterior, dan limpa. Dengan meningkatnya taraf metabolisme oleh tiroksin, maka kebutuhan badan akan semua zat makanan (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral) juga bertambah. Apabila kebutuhan ini  tidak mencukupi, maka protein dan lemak endogen serta persediaan zat makanan lain dalam badan akan dimobilisasi. Kadang-kadang proses tersebut begitu hebat sehingga timbul gejala defisiensi vitamin dan osteoporosis. Tiroksin berperan penting dalam termogenesis (pengaturan suhu badan) yaitu pada suhu dingin sekresi tiroksin bertambah, maka pembentukan kalori juga bertambah. Karena tiroksin penting untuk perubahan karoten menjadi vitamin A di dalam hati   maka pada hipotiroidisme sering didapati karotenemia dengan gejala kulit penderita nampak kekuning-kuningan selain itu, pada penderita tersebut jugasering terdapat anemia karena metabolisme sumsum tulang berkurangdangangguan absorpsi beberapa jenis vitamindalam usus, antara lain vitamin B12
Metabolisme Protein - Tiroksin pada kadar yang sedang, memperlihatkan efek anabolik beru­pa sintesis RNA dan protein yang bertambah. Pada hewan percobaan terbukti bahwa tiroksin merangsang semua enzim yang berhubungan dengan proses oksidasi dalam jaringan. sebaliknya, pada kadar yang tinggi tiroksin justru menghambat sintesis protein sehingga terjadi imbangan nitrogen negatif.
Metabolisme lemak dan kolesterol –Tiroksin merangsang proses lipolisis dan pengle­pasan asam lemak bebas dari jaringan lemak. Tiroksin merangsang sintesis kolesterol, tetapi juga merangsang hati untuk metabolisme kolesterol. penurunan kadar kolesterol disebabkan karena proses metabolisme melebihi proses sintesisnya.
Sistem Syaraf - Pada pasien hipotiroidismedewasa kecepatan berfikir lambat sekali dan kadar protein meninggi dalam cairan serebrospinal, hal ini dapat diperbaiki dengan pemberian hormon tiroid. Pada hipertiroidisme justru terjadi keadaan yangsebaliknya, penderita selalu gelisah, mudah ter­singgung dan proses berfikirnya cepat sekali.
Gangguan Fungsi
1. Hipotiroidisme.
Gejala klinik yang tampak pada kretinisme berupa gangguan pertumbuhan badan (kretinisme) yaitu cebol, perkembanganmental terganggu, perut buncit ka­rena tonus otot abdominal kurang, dan lidah mem­besar. Biasanya gejala timbul sangat perlahan-­lahan dan sukar sekali dikenal sebelum seluruh gejala timbul. Sering gejalanya belum dikenal sam­pai anak berumur 2-3 tahun, sedangkan terapi harus dimulai sedini mungkin, segera setelah lahir. Oleh sebab itu biasanya gejala gangguan mental tidak bisa dihilangkan pada penderita tersebut. Kre­tinisme dapat disebabkan oleh tidak terbentuknyakelenjar tiroid dan bisa disebabkan oleh defisiensi yodium pada kehamilan.
2. Hipertiroidisme
Dibedakan 2 jenis hipertiroidisme, yaitu penyakit grave (penyakit Basedow) dan penyakit Plummer. Pada penyakit Gravetiroid membesar secara difus dan sering disertai gejala pada mata, sedangkan pada penyakit Plummergejala pada mata  tidak ada dan biasanya disebabkan oleh hipersekresi hormon tiroid oleh satu nodulus tiroid saja.
Semua gejala hipertiroidisme terjadi karena pembentukan panas yang terlalu banyak, dan aktivitas syaraf simpatis yang bertambah. Seperti kulit kemerahan, panas, basah, otot lemah, tremor, nadi cepat dan denyut jantung lebih keras. Semuanya ini mengakibatkan nafsu makan bertambah, dan bila kebutuhan tersebut tidak dicukupi maka berat badan akan menurun. Penderita biasanya sukar tidur, sering merasa cemas dan gelisah, tidak tahan hawa panas dan perutnya sering mulas. Beberapa penderita mungunjukkan gejala payah jantung, osteopo­rosis, miopati dan sebagainya.
Sediaan:
Bubuk tiroid (Tiroid USP) mengandung tiroksin dan triyodotironin.
Tablet ekstrak tiroidtersedia sebagai tablet salut enteral atau tablet biasa 6,5 mg, 16 mg, 32 55 mg, 195 mg dan 325 mg.
Tiroglobulin (Proloid) tersedia dalam tablet  16mg, 32 mg, 65 mg, 100 mg. 195 mg dan 325 mg.
Tiroksin dipasarkan sebagai tablet 0,2 mg, mg, 0,8 mg, dan 2 mg.
Natrium levotiroksin terdapat dalam bentuk tablet dan sediaan suntikan (IV).
Natrium liotironin (1-triyodotironin) terdapatdalam bentuk tablet
2. Antitiroid
Ada 4 golongan penghambat sintesis hormon tiroid : (1) antitiroid, yang mengganggu sintesis hormon secara langsung (2) penghambat ion yang menghalangi mekanisme transport yodida; (3) yodida yang pada konsentrasi tinggi memiliki efek supresi terhadap kelenjar tiroid dan (4) yodium radioaktif yang merusak kelenjar dengan radiasi ion.
(a.) Mekanisme kerja Antitiroid yang mengganggu sintesis hormone secara langsung.
Antitiroid menghambat sintesis hormon tiroid dengan jalan menghambat proses pengikatan ion antitiroid juga menghambat proses peng­gabungan dari gugus yodotirosil untuk membentuk yodotironin. Cara kerjanya dapat dijelaskan dengan adanya hambatan terhadap enzim peroksidase se­hingga oksidasi ion yodida dan gugus yodotirosil terganggu.
Efek samping
Reaksi yang paling sering timbul adalah de­mam obat, yang terutama terjadi dalam pengo­batan. Gejala lain yang jarang sekali timbul adalah nyeri dan kaku sendi, terutama pada lengan dan pergelangan: nyeri itu dapat pindah ke sendi lain.
Indikasi
Antitiroid digunakan untuk pengobatan hiper­tiroidisme, baik untuk mengatasi gejala klinik sambil menunggu remisi spontan, maupun sebagai per­siapan operasi. Selain itu, obat ini juga dapat di­pakai dalam kombinasi dengan yodium radioaktif,dengan tujuan mempercepat timbulnya perbaikan klinis sementara menunggu efek terapi yodium radioaktif. Efek terapi biasanya baru tampak setelah masa laten yang agak pan­jang, dari beberapa hari sampai 1-2 minggu.
Sediaan:
Propiltiourasiltersedia dalam bentuk tablet 50mg Biasanya diberikan dengan dosis 100 mg
Vetimazol (1-metil-2-merkaptoimidazol) ter­sedia dalam bentuk tablet 5 mg dan 10 mg
Karbimazolsuatuderivat metimazol, terdapat dalam bentuk tablet 5 mg dan 10 mg
vetiltiourasilterdapat sebagai tablet 25 mg.
(b.) Mekanisme kerja dengan menghambat ion yodida.
Yang dimaksudkan dengan penghambat ion adalah obat yang dapat menghambat transport aktif ion yodida ke dalam kelenjar tiroid. contoh obat golongan ini antara lain ialah tio­sianat (SCN), perklorat (D04-), nitrat (NO3,), fluoroborat (BF4), fluosulfonat (SO3F), difluofosfat (PO2F2).
Mekanisme kerja obat ini mungkin didasarkan atas penghambatan kompetitif terhadap mekanisme dalam memekatkan ion yodium.
(c.) Penggunaan Yodida.
Yodida terutama digunakan untuk persiapar, operasi tiroid pada hipertiroidisme. Biasanya yodida tidak diberikan tersendiri, tetapi diberikan sete­lah gejala hipertiroidisme diatasi dengan antitiroid, yaitu biasanya diberikan selama 10 hari sebelum oprasi dilakukan.
Sediaannya Natrium yodida dan Kalium yodida tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, atau larutan jenuh dalam air.
(d.) Yodida radioaktif
Pada proses radiasi oleh suatu unsur radioaktif dipancarkan sinar-sinar α (inti helium), sinar β (elektron) dan sinar γ(gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan sinar X). Sinar α dan β daya tembusnya kecil, ionisasi terjadi pada daerah yang terbatas dan ion yang terbentuk di daerah itu banyak sekali, sehingga efeknya dapat dibatasi pada satu organ saja, dan sinar γ bersifat sebaliknya. Mekanisme kerjanya adalah Sinar yang dipancarkan mempengaruhi jaringan parenkim sekeliling folikel.

Tidak ada komentar: