“Perkembangan dari proyek ini ada
progres yang cukup menggembirakan. Kita telah mendapatkan informasi
bahwa pemerintah sudah menugaskan BUMN PT Inalum yang merupakan
perusahaan pengolahan alumina menjadi aluminium. Selama ini Inalum
sendiri mengimpor bahan baku aluminium tersebut dari Australia,” terang
Bambang Wijanarko, pimpinan proyek SGA PT Antam di Kabupaten Mempawah,
Senin (22/6).
Menurut Bambang, masuknya PT Inalum
sangat tepat mengingat potensi bauksit di Kalimantan Barat khususnya
Kabupaten Mempawah sangat melimpah. Dengan cadangan bauksit sebesar 400
juta ton yang dimiliki Antam, Bambang menyebut Indonesia seharusnya
tidak perlu lagi mengimpor. “Alangkah lucunya kalau sudah sekian tahun
merdeka kita masih mengimpor alumina dari luar, padahal kita punya bahan
itu. Ini yang ingin kita sandingkan, yaitu apa yang Antam punya dengan
apa yang dibutuhkan oleh PT Inalum. Kita mohon doa agar ini insya Allah
bisa terealisasi,” tutur dia.
Bambang melanjutkan, PT Antam kini
mencari satu mitra lagi yang kompeten secara teknologi dan finansial.
Hal ini dikarenakan pihaknya belum berpengalaman mengolah bauksit
menjadi alumina. “Kita mencari partner yang benar-benar mumpuni secara
teknologi dan finansial. Kita menginginkan partner yang kuat,” ujar dia.
Bambang menambahkan, selain dari Inalum, Antam juga mendapat dukungan
dari PT Pelindo. “Selain Inalum, nanti dari Pelindo juga akan membantu
dengan membuat kawasan ekonomi khusus maupun juga pelabuhan. Ini sedikit
banyak bisa menurunkan belanja modal kita,” terangnya.
Proyek pengolahan biji bauksit menjadi
alumina di Kabupaten Mempawah tidak lepas dari kelahiran Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba).
Dalam UU tersebut dinyatakan produk tambang seperti bauksit tidak bisa
lagi diekspor, melainkan harus ditingkatkan terlebih dahulu nilai
tambahnya dalam bentuk alumina ataupun aluminium. Hal ini karena
menimbang peningkatan manfaat mineral bagi rakyat dan untuk kepentingan
pembangunan daerah, sehingga dipandang perlu dilakukan peningkatan nilai
tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian sumber daya
mineral di dalam negeri.
Bupati Ria Norsan berharap PT Antam
dapat segera menemukan mitra kerja yang dibutuhkan. Menurut dia,
masyarakat sudah tidak sabar menanti realisasi pembangunan SGA di
Kabupaten Mempawah. Terlebih dengan adanya program megaproyek pelabuhan
internasional, maka sinergi antara pelabuhan tersebut dan smelter grade
alumina atau SGA akan menghasilkan efek ekonomi yang dahsyat. “Dengan
adanya pembangunan pelabuhan internasional nanti dan smelter, keduanya
akan sinergi satu dengan lainnya. Sehingga diharapkan perekonomian
Kabupaten Mempawah ini akan tumbuh, pendapatan daerah meningkat,
masyarakat dapat lapangan pekerjaan, dan akhirnya cita-cita masyarakat
sejahtera semoga bisa kita wujudkan. Dengan itu kita harap nantinya
tidak ada lagi warga yang terpaksa bekerja ke luar negeri,” tutur
Norsan.
Norsan menegaskan pihaknya sangat
berharap pembangunan smelter lekas terealisasi. Dengan keberadaan
smelter yang membutuhkan banyak tenaga kerja, otomatis terbuka
kesempatan bekerja bagi warga setempat. “Jadi masyarakat ini menanti.
Kalau bisa lebih cepat karena dengan dibangunnya smelter ini yang
nantinya memerlukan tenaga kerja 500–1.000 orang, harapan saya
masyarakat nantinya bisa ditampung. Apalagi dengan adanya pelabuhan
internasional, akan terbuka kesempatan kerja yang lebih luas lagi,” ucap
Norsan. “Kita doakan bersama mudah-mudahan program ini berjalan
sukses.” (Rio)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar